Keberadaan Ogan Ilir sebagai suatu kesatuan wilayah tersendiri telah ada sejak masa sebelum kemerdekaan, yaitu dalam status wilayah Afdeling Ogan Ilir yang kemudian berbubah menjadi Onder Afdeling Ogan Ilir dengan ibukotanya Tanjung Raja.
Pada kemerdekaan, bersama-sama dengan onder-afdeling Komering Ilir, marga-marga
dalam wilayah ini digabungkan dan bernaung dalam satu kabupaten yaitu
Kabupaten Ogan Komering Ilir. Pada waktu itu wilayah Ogan Ilir berstatus
sebagai wilayah Kewedanaan dengan ibukota tetap berada di Tanjung Raja,
meliputi marga-marga dalam onder-afdeling Ogan Ilir setelah dikurangi
marga yang digabung ke Kabupaten Muara Enim.
Gagasan pembentukan
Kabupaten Ogan Ilir dan perhatian khususnya sudah muncul sejak lama.
antara lain dapat dicatat dari generasi muda yang belajar di Kota
Jogjakarta pada tahun 1958. Dari Kota Jogjakarta generasi muda Ogan Ilir
membentuk organisasi Ogan Ilir yang disingkat IPOI (Ikatan Pelajar Ogan
Ilir) dengan ketua Dr. H. Ahmad Asof dari Tanjung Raja dan sebagai
sekretaris Dr. H. Hasan Zaini dari Desa Kerinjing, serta bendahara Bapak
Prof. Dr. Ki. Amri Yahya dari Desa Sukaraja. Pada masa itu mereka masih
merupakan generasi muda yang berstatus pelajar dan mahasiswa. Gerakan
yang dilakukan oleh generasi muda itu adalah fokus pada upaya
memindahkan ibukota Kabupaten Ogan Komering Ilir dari Kota Kayu Agung ke
Kota Tanjung Raja.
Pada penghujung dasa-warsa 1960-an muncul pula di Kota Palembang suatu organisasi Badan Musyawarah Pembangunan Ogan Ilir (BAMUPOI).
Organisasi ini secara resmi berdiri pada tanggal 19 Januari 1969. Dua
tahun kemudian tepatnya pada tanggal 3 Oktober 1971, organisasi BAMUPOI
berubah nama menjadi Badan Musyawarah Keluarga Ogan Ilir disingkat BAMUKOI,
dengan Ketua pertama BAMUKOI H. M. Zen Umar alias Tjuing dari Kecamatan
Tanjung Batu, sebagai Sekretaris BAMUKOI adalah Drs. H. Abdullah Yahya
dari Kecamatan Tanjung Indralaya, dan sebagai Bendahara adalah Tadjudin
Hakiki dari Kecamatan Muara Kuang. Langkah perjuangan BAMUKOI antara
lain menghimpun putera-puteri asal Wilayah Ogan Ilir (6 kecamatan) yang
berada di Kota Palembang menjadi keluarga besar Ogan Ilir,
memperjuangkan daerah Ogan Ilir menjadi kabupaten tersendiri, membantu
Pemerintah dalam segala bidang pembangunan di Wilayah Ogan Ilir.
Pada
tahun 1972 dilakukan gerakan lebih terarah oleh beberapa tokoh
masyarakat Ogan Ilir untuk upaya pemekaran Kabupaten Ogan Ilir. Mereka
adalah Letkol M. Nur Teguh dari Sukaraja, Letkol Syarnubi Insi dari
Kerinjing, Ambon Alim dari Talang Balai, Muhsin Ishak dari Tanjung Raja,
H.M. Yusuf Yahya dari Sungai Pinang, H. Dimyati Anwar dari Seribandung,
H. Djakfar Siddik dari Muara Kuang, H. Bakri Pasirah dari Rantau Alai,
A. Rifai Pasirah dari Tambangan Rambang, serta beberapa tokoh yang
bertempat tinggal di Kota Palembang antara lain : Basyaruddin Icon asal
Talang Aur, H. Zainal Arifin asal Sungai Pinang, H. Nawawi Zahir asal
Lubuk Keliat, Hatiyar asal Tanjung Sejaro. Mereka menghadap Bupati Ogan
Komering Ilir yang pada waktu itu dijabat oleh H.A. Latief Rais, dengan
mengajukan permohonan agar Kabupaten OKI dibagi dua yaitu Ogan Ilir
menjadi kabupaten tersendiri yang wilayahnya berasal dari marga-marga
bekas kewedanaan Tanjung Raja. Akan tetapi perjuangan ini belum
membuahkan hasil. Salah satu alasannya adalah menurut Basyaruddin Icon
(salah seorang tokohnya) adalah menurut Gubernur Sumatera Selatan pada
waktu itu yang dijabat oleh H. Asnawi Mangku Alam bahwa pemekaran
terlalu riskan bagi usaha persatuan dan kesatuan nasional pasca
desintegrasi akibat mala petaka gerakan 30 September 1965 PKI.
Basyaruddin Icon pada waktu itu bersamaan memperjuangkan pemekaran Marga
Pagegan Ilir Suku I yang berhasil dimekarkan menjadi Pegagan Ilir Suku
I (PIS I) dan Pegagan Ilir Suku II (PIS II) yang beribukota di
Dusun/Desa Talang Aur.
Rabu, 17 September 2014
Sejarah Singkat Ogan Ilir (OI)
Posted by Unknown |  No comments
20.29
Share:
About Naveed Iqbal
Nulla sagittis convallis arcu. Sed sed nunc. Curabitur consequat. Quisque metus enim venenatis fermentum mollis. Duis vulputate elit in elit. Follow him on Google+.
0 komentar: